Space segment
Fungsi satelit
Satelit merupakan stasiun pengulang gelombang mikro yang berfungsi untuk memperkuat sinyal yang berasal dari stasiun bumi serta memproses translasi frekuensi dari Uplink frequency menjadi Downlink frequency.
Sinyal-sinyal RF dari stasiun bumi setelah diterima oleh antenna akan dilewatkan pada Band Pass Filter (BPF) untuk melewatkan frekuensi yang dikehendaki saja dan terjadi proses pemisahan sinyal komado dari sinyal komunikasi.
Sinyal komunikasi setelah diperkuat oleh Low Noise Amplifier (LNA) kemudian dicampur dengan frekuensi yang dihasilkan oleh Local Oscillator (LO) sehingga keluaran mixer merupakan sinyal yang akan terlebih dahulu diperkuat oleh High Power Amplifier (HPA) dan dilkakukan dalam sebuah Band Pass Filter bersama-sama dengan sinyal yang berasal dari telemetry transmitter yang berisi antara lain data kondisi peralatan satelit.
Sedangkan sinyal komando akan diproses oleh Command Receiver, sehingga dapat diditeksi apa isi perintah dari stasiun bumi pengendali utama. Sinyal komando ini dimaksudkan untuk kegiatan pemeliharaan dan atau perbaikan peralatan satelit, posisi satelit dan lain sebagainya.
Secara garis besar peralatan yang ada dalam satelit adalah sebagai berikut :
- Peralatan komunikasi (Communication Subsystem)
- Peralatan catudaya (Power Subsystem)
- Peralatan Komando dan Telemetry (Command and Telemetry Subsystem)
- Peralatan pengontrol satelit
Peralatan komunikasi
1. Antena yang berfungsi untuk menerima dan memencarkan sinyal-sinyal komunikasi bersama
dengan sinyal telemetry ke stasiun bumi dan memancarkan kembali sinyal komunikasi bersama
dengan sinyal telemetry ke Stasiun Bumi. Antena satelit ada dua jenis yaitu :
a. antenna reflector parabola
dengan gain (penguatan) yang tinggi digunakan untuk komunikasi maupun untuk kontrol, dan
pengendali pada saat satelit berada pada posisi tetap dikedudukan yang telah ditentukan
b. antena omnidirectional
yang ditempatkan pada ujung atas dari antenna parabola berfungsi untuk pengiriman maupun
penerimaan sinyal komando dan telemetry pada saat satelit belum pada posisi stasioner.
Antena satelit harus diam tak berputar (despun), sedangkan badan (body) satelit terus menrus
berputar (spinning), maka dari itu antena satelit yang diam dan badan satelit yang berputar
dihubungkan dengan peralatan rotary join.
2. Microwave repeater yang berfungsi untuk menerima, memperkuat serta mentranslasikan sinyal-
sinyal dari stasiun bumi, untuk selanjutnya dipancarkan kembali kestasiun bumi yang dituju.
Peralatan catu daya (power subsystem)
Peralatan catu daya dalam suatu satelit terdiri atas sel surya (solar cell) yang dipasang pada sisi luar badan satelit, battery, bus limiter, battery charge, reconditioning unit serta peralatan pengontrol. Sel surya sebagai sumber utama untuk catu daya satelit tetapi pada saat terjadi gerhanan dimana bayangan bumi mengenai satelit (dalam 1 tahun rata-rata terjadi gerhana 2 kali dan lama waktu terjadinya gerhana antara 5 – 72 menit), maka catu daya satelit hanya disangga oleh battery.
Peralatan komando dan telemetry
Peralatan komando dan telemetry pada satelit terdiri dari pesawat penerima komando (Command Receiver) dan pesawat pemancar telemetry (telemetry Transmitter). Antena bicone (bicone antenna) digunakan pada satelit berada pada transfer orbit, sedangkan pada saat satelit berada pada posisi orbitnya digunakan antena grid reflector, bersamaan dengan sinyal komunikasi dan selanjutnya antena bicone digunakan sebagai back up.
a. Peralatan telemetry berfungsi untuk memberikan data informasi ke stasiun pengendali tentang
status kondisi, posisi dan attitude (sikap) satelit serta di gunakan untuk keperluan ranging tone
pada saat satelit berada pada kedudukan transfer orbit, sebelum mencapai kedudukan stasioner.
b. Peralatan komando terdiri dari 2 set peralatan yang identik, redundant dan bekerja secara
bersamaan untuk menerima, mendemodulasi serta mendekodekan sinyal-sinyal komando dari
bumi untuk keperluan pemeliharaan dan perbaikan bagian-bagian yang rusak pada satelit.
Peralatan kontrol reaksi
Peralatan kontrol reaksi (Reaction Control Subsystem / RCS) berfungsi untuk memperbaiki/ memelihara posisi satelit pada posisi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Peralatan unit terdiri dari tangki-tangki propellant (Hydrazine), jet-jet (Hydrazine thruster), propellant filter, pressure transducer serta pengontrol temperatur. Jet-jet tersebut berfungsi untuk melakukan maneuver (penga ktifan thruster) jika ada perintah dari MSC dalam rangka memperbaiki posisi satelit.
Orbit Satelit
Orbit satelit adalah suatu bidang edar satelt yang mengelilingi bumi atau benda lain pada ketinggian dan periode tertentu.
Pemeliharaan orbit sangat penting dan mendasar karena ini menentukan rugi dan waktu keterlambatan (delay time) alur transmisi.
Penempatan satelit komunikasi umumnya dikelompokkan kedalam tiga jenis menurut ketinggiannya yaitu :
a. Orbit LEO (Low Earth Orbit)
Orbit ini di ketinggian sekitar 700-1000 km diatas permukaan bumi.
b. Orbit MEO (Median Earth Orbit)
Orbit ini berada pada ketinggian 10.000 km diatas permukaan bumi.
c. Orbt GEO (Geostationary Earth Orbit)
Orbit ini diketinggian sekitar 36.000 km diatas permukaan bumi dan posisinya diatas garis
khatulistiwa.
Pembagian Transponder Pada Satelit
Lebar bidang frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi satelit khusus pada satelit Palapa generasi A dan B adalah sebesar 500 Mhz, yaitu pada arah pancaran dari stasiun bumi (arah pancaran satelit) adalah 3.700 - 4.200 Mhz. Sifat dari gelombang elektromagnetik adalah mempunyai dua polarisasi yakni polarisasi horizontal yaitu jika medan listrik dari gelombang elektromagnetik searah dengan perambatannya dan polarisasi vertical jika medan listriknya tegak lurus dengan arah perambatannya, kedua polarisasi tersebut dimanfaatkan dalam sistem komunikasi satelit dengan menggunakan suatu alat pada subsistem antena yang disebut polarizer (alat untuk memilih polarisasi), sehingga dalam komunikasi satelit mempunyai dua polarisasi.
Lebar bidang frekuensi dalam satu transponder sebesar 40 Mhz, maka sesuai dengan lebar bidang frekuensi yang digunakan pada satelit terdapat 12 transponder dengan polarisasi vertical dan 12 transponder dengan polarisasi horizontal dengan demikian jumlah keseluruhannya ada 24 transponder. Namun demikian dalam operasinya lebar bidang frekuensi transponder yang digunakan sebesar 36 Mhz, 2 Mhz disisi kiri dan kanan dari spektrum lebar bidang frekuensi transponder merupakan frekuensi gap (guard band frequency) yang dimaksudkan untuk pengamanan agar tidak terjadi interferensi antar transponder.
more information :
http://fanda-orange.blogspot.co.id/2016/01/satelit-ruang-angkasa.html