Kamis, 23 November 2017

UH GAMTEK

UH SMT 1 GAMBAR TEKNIK 
Jika kalian :

1. Anak SMK Telkom Jakarta
2. Jurusan TEKNIK JARINGAN AKSES (XI Tel 4 - XI Tel 5) angkatan 25
3. Guru GAMTEK : Bpk. Mubarak Haris
4. Batas maksimal pengerjaan sampai hari Minggu 26 November jam 10.00 PM, dikerjakan  sesuai dengan jam pelajaran di kelas masing-masing melalui link dibawah ini :

1. untuk link UH  
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeU79Ar1g9llowXbsjxsBwioeYgK2ym-q_tipcY0QfZ7lamog/viewform

selamat mengerjakan dan 
terima kasih

Senin, 20 November 2017

REMEDIAL UH 1 & 2 TKB

REMEDIAL UH 1 & 2 SMT 1 TEKNIK KERJA BENGKEL
Jika kalian :

1. Anak SMK Telkom Jakarta
2. Jurusan TRANSMISI & AKSES (X Tel 3 - X Tel 6) angkatan 26
3. Guru TKB : Bpk. Mubarak Haris
4. Batas maksimal pengerjaan sampai jam 10.00 PM, setiap hari sesuai dengan jam pelajaran di kelas masing-masing melalui link dibawah ini :

1. untuk link REMEDIAL UH 1 
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSf8Nt0f61iDJCYnUpc9mjxzeU3_aEGjst8JjMFTm8Y_hCWVtQ/viewform

2. untuk link REMEDIAL UH 2
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfdoWDrwB9kUQp9n_TA0jfFQrg237xpGvFuwZEWwWPFtkzZ6w/viewform

selamat mengerjakan dan 
terima kasih

Kamis, 16 November 2017

sistem pengolaan alat kerja bengkel



Sistem pengelolaan alat dan peralatan ( Tool and Equipment Management ) dan kebutuhan bahan praktik sebagai data base


a.    Definisi
Secara umum defini dari laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.

b.    Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran
Laboratorium mempunyai beberapa peranan penting, antara lain :
1)    Laboratorium berperan sebagai penunjang pembelajaran di kelas (pembuktian teori).
2)    Laboratorium berperan sebagai kegiatan pembelajaran utama, dan pembelajaran di kelas sebagai penunjang (menemukan fakta dan fenomena alam).
3)    Laboratorium sebagai tempat display atau pameran alat peraga dan media pembelajaran.
4)    Laboratorium sebagai tempat museum kecil, tempat terkumpulnya peralatan-peralatan yang pernah digunakan pada masa lalu (teknologi lama)
5)    Laboratorium sebagai sumber belajar elektronika maupun mata pelajaran lain.

c.    Manajemen Operasional Laboratorium
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium melalui perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), penggunaan dan pengawasan (controlling) terhadap segenap sumber daya laboratorium/bengkel untuk mencapai tujuan laboratorium/bengkel secara optimal (dengan cara yang efektif dan efisien). Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.

Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu:
1)    Tata ruang
2)    Alat yang baik dan terkalibrasi
3)    Infrastruktur
4)    Administrasi laboratorium
5)    Organisasi laboratorium
6)    Fasilitas pendanaan
7)    Inventarisasi dan keamanan
8)    Pengamanan laboratorium
9)    Disiplin yang tinggi
10) Keterampilan SDM
11) Peraturan dasar
12) Penanganan masalah umum
13) Jenis-jenis pekerjaan

Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya.

d.    Rincian Kegiatan Masing-masing Perangkat
1)    Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang
yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
a)    pintu masuk (in)
b)    pintu keluar (out)
c)    pintu darurat (emergency-exit)
d)    ruang persiapan (preparation-room)
e)    ruang peralatan (equipment-room)
f)     ruang penangas (fume-hood)
g)    ruang penyimpanan (storage - room)
h)    ruang staf (staff-room)
i)      ruang teknisi (technician-room)
j)      ruang bekerja (activity-room)
k)    ruang istirahat/ibadah
l)      ruang prasarana kebersihan
m)  ruang toilet
n)    lemari praktikan (locker)
o)    lemari gelas (glass-rack)
p)    lemari alat-alat optik (opticals-rack)
q)    pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.

Sebelum sebuah laboratoium itu dibangun harus tahu terlebih dahulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk elektronika. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya

Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa

Di bawah dapat dilihat beberapa lay out laboratoium dari berbagai mata pelajaran, agar kita dapat membandingkan serta mengetahui perbedaan dari masing-masing laboratorium.

Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium. Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100m2, 70 – 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut :

2)      Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a)    siap untuk dipakai (ready for use)
b)    bersih
c)    berfungsi dengan baik
d)    terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manualoperation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.

Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik transparan, terutama bagi alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.

a)    Alat-alat gelas (Glassware)
Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering dipakai. Untukalat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisasi sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya disimpan pada lemari khusus.

b)    Bahan-bahan Kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara/uap yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan dalam botol berwarna coklat/gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.

c)    Alat-alat Optik
Alat-alat optik seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur. Jamur ini yang menyebabkan kerusakan mikroskop. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop harus ditempatkan dalam kotak yang dilengkapi dengan silica-gel, dan dalam kondisi yang bersih. Mikroskop harus disimpan di dalam lemari khusus yang kelembabannya terkendali. Lemari tersebut biasanya diberi lampu pijar 15-20 watt, agar ruang selalu panas sehingga dapat mengurangi kelembaban udara (dehumidifier-air). Alat-alat optik lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera, microphoto-camera, digital camera, juga dapat ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab atau dalam alat desiccator.

3)    Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur laboratorium meliputi :
a)    Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan dan instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya

b)    Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan enerji listrik, gas, air, alat komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran dsb.

4)    Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di laboratorium, yang antara lain terdiri atas:
a)    Inventarisasi peralatan laboratorium
b)    Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang dipinjam/dikembalikan (lihat daftar form 1,2,3,4 dst, pada makalah Administrasi Laboratorium)
c)    Surat masuk dan surat keluar
d)    Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian
e)    Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya
f)     Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)
g)    Sistem evaluasi dan pelaporan
Untuk kelancaran administrasi yang baik, seyogyanya tiap laboratorium memberikan pelaporan kepada atasannya (misalnya kepada PDII, Ketua Program Studi maupun Dekan). Evaluasi dan Pelaporan kegiatan masing-masing laboratorium dapat dilakukan bersama dengan pimpinan Fakultas, setiap semester atau sekali dalam setahun, tergantung pada kesiapan yang ada agar semua kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk perencanaan laboratorium (misalnya penambahan alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana dan prasarana yang ada, dsb )

Kegiatan administrasi ini adalah merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala dengan baik dan teratur.

5)    Invetarisasi dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:
a)    Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat- alat ini diperoleh/dibeli. Misalnya: dari DIP tahun 2004, ADB Project, Pemerintah Jepang (JICA),Proyek Hibah Kompetisi SP4; A1: A2; A3: dan B.
b)    Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus tetap berada di laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala laboratorium.

Perlu diingat bahwa semua barang dan peralatan laboratorium yang ada adalah milik negara, jadi tidak boleh ada yang hilang.
Tujuan yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:
a)    mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
b)    mengurangi biaya-biaya operasional
c)    meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
d)    meningkatkan kualitas kerja
e)    mengurangi resiko kehilangan
f)     mencegah pemakaian yang berlebihan
g)    meningkatkan kerjasama.

Berikut ini diberikan beberapa petunjuk umum pengamanan laboratorium, agar setiap laboran/pekerja/asisten dapat bekerja dengan aman.
a)    Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium
1)    Tanggung Jawab
Kepala Laboratorium, anggota laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk juga teknisi dan laborannya.

2)    Kerapihan
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti botolbotol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia yang telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula seperti sebelum digunakan.

3)    Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna laboratorium.

4)    Konsentrasi terhadap Pekerjaan
Setiap pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap pekerjaannya masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.

5)    Pertolongan Pertama (First – Aid)
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan memberikan pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera dialiri air dalam jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.

6)    Pakain
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka, berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lain-lain yang mungkin dapat tersangkut oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak. Selain pakaian, rambut harus diikat rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang bergerak.

7)    Berlari di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah koridor untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak masuk/keluar.

8)    Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan (misalnya: kebakaran).

9)    Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh kelantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber listrik, jika memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk alat-alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.

b)    Penanganan Alat-alat
1)    Alat-alat ukur
Bekerja dengan alat-alat ukur harus merhati-hati, karena di dalam alat ukur terdapat komponen-komponen yang sangat sensitif. Jangan pernah menyimpan alat-alat ukur dengan cara di tumpuk atau saling tindih antara satu denga yang lain. Lepaskan baterai (untuk alat dengan catuan baterai) ketika alat ukur akan disimpan dalam waktu yang lama.
 
2)    Alat-alat Tangan
Gunakan alat tangan sebagaimana fungsinya, misalkan jika mau melepas mur atau baut gunakan obeng dan kunci pas. Kepala baud plus harus dilepas dengan obeng bermata plus juga, dsb

3)    Merawat alat-alat yang menghasilkan panas
Pekerjaan yang selring dilakukan dalam sebuah laboratorium elektronika adalah soldering dan desoldering. Solder, sebagai alat yang menghasilkan panas harus dijaga dengan baik, persiapkan alat pendukung seperti soldering stand untuk melektakkan solder, sehingga keselamatan dari teknisi atau siswa yang menggunakan selalu terjaga

4)    Label
Semua bahan-bahan atau material yang digunakan dalam praktikum elektronika hendaknya diberi label pada wadahnya masing-masing. Ini bertujuan untuk memudahkan pengguna untuk mencari bahan yang dibutuhkan. Misalkan pelabelan pada wadah atau tempat resistor, kapasitor dan lain sebagainya.

5)    Penyimpanan alat
Masing-masing alat mempunyai ukuran yang berbeda-beda, dalam penyimpanannya secara otomatis harus dibedakan. Untuk alat berukuran besar harus disimpan di rak bagian bawah sedangkan alat-alat yang ringan di simpan di rak bagian atas. Dibutuhkan kunci pengaman pada masing-masing almari, agar semua alat terjaga keamanannya.

6)    Kebakaran
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, perlu diketahui klasifikasi bahan dan alat pemadam kebakaran yang sesuai. Secara umum bahan yang mudah terbakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Bahan-bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena berubah dari padat menjadi cair atau dari cair menjadi gas, pada temperatur yang tinggi. Perlu diingat bahwa “jiwa Anda lebih berharga dari pada peralatan/bangunan yang ada”, sebab itu peralatan emadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran haruslah tersedia di laboratorium.

6)    Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan teknisi yang memadai.

7)    Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a)    SPP
b)    Anggaran rutin/DIP
c)    Institusi lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan bidang lainnya
d)    Dana dari badan-badan Internasional, misalnya JICA, ADB loan projects, dsb
e)    Dana Operasional melalui Hibah kompetisi A1; A2; A3 atau B
f)     Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut

Kegigihan pimpinan institusi memperjuangkan ketersediaan dana sangatlah penting, namun yang tidak kalah pentingnya ialah kemampuan untuk mengusahakan dana sendiri, misalnya: melalui kegiatan penelitian, kegiatan tugas akhir/thesis mahasiswa, kegiatan layanan masyarakat, dan sebagainya. Jika anggaran rutin tidak ada, maka kegiatan operasional laboratorium tidak akan tercapai dengan baik.

8)    Disiplin yang Tinggi
Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh pengguna laboratorium (mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna laboratorium harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan bersama.

9)    Keterampilan
Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.

10) Peraturan Umum
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
a)    Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b)    Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
(1)  Kontaminasi melalui tangan
(2)  Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
(3)  Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
c)    Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
d)    Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
e)Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
f)     Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
g)  Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat pipet harus menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
h) Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles, terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
i)     Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian sinar X, sinar
j) Laser, alat-alat sinar UV, Atomic Absorption, Flamephoto-meter, Bacteriological Glove
k)   Box with UV light, dan sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan
l)      tersebut di atas ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium.

11) Penanganan Masalah Umum
a.    Mencampur za-zat kimia
Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan pada orang yang kompeten.

b.    Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang tidak dikehendaki.
c.    Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung khusus, jangan dibuang begitu saja karena air buangan mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan pencemaran. Air buangan harus di”treatment”, antara lain dengan cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.

d.    Tumpahan
Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau soda abu, dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali. Tumpahan minyak, harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan ditutup rapat.
Catatan: Penanganan terhadap lain-lain masalah yang belum diketahui,sebaiknya berkonsultasi kepada ahlinya, sebelum mengambil tindakan. lngat keselamatan lebih diutamakan dari yang lainnya.

12) Jenis Pekerjaan
Berbagai pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan Kepala Laboratorium. Setelah itu dilanjutkan dengan cara pelaksanaannya. Pemahaman jenis pekerjaan di laboratorium diperlukan untuk:
a)    Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat laboratorium.
b)    Meningkatkan efisiensi biaya (operasional cost).
c)    Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna maupun pengelola laboratorium
d)    Meningkatkan kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium dan laboran.
e)    Baik pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat bekerja sama dengan baik sebagai satu Team-Work. ”Bekerja dengan satu team, jauh lebih baik dari pada bekerja secara sendiri/mandiri”
f)       Meningkatkan pendapatan (income) dari laboratorium yang bersangkutan.

MEMELIHARA UP/DOWN CONVERTER

MEMELIHARA UP/DOWN CONVERTER  A. UMUM Stasiun Bumi berfungsi untuk mengirimkan dan menerima frekuensi RF dari dan ke satelit, di ma...