Sistem pengelolaan alat dan peralatan ( Tool and Equipment Management ) dan kebutuhan bahan praktik sebagai data base
a. Definisi
Secara
umum defini dari laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk
melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi,
dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar
atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
b. Peranan
Laboratorium dalam Pembelajaran
Laboratorium
mempunyai beberapa peranan penting, antara lain :
1)
Laboratorium berperan sebagai penunjang pembelajaran
di kelas (pembuktian teori).
2)
Laboratorium berperan sebagai kegiatan pembelajaran
utama, dan pembelajaran di kelas sebagai penunjang (menemukan fakta dan
fenomena alam).
3)
Laboratorium sebagai tempat display atau pameran alat
peraga dan media pembelajaran.
4)
Laboratorium sebagai tempat museum kecil, tempat
terkumpulnya peralatan-peralatan
yang pernah digunakan pada masa lalu (teknologi lama)
5)
Laboratorium
sebagai sumber belajar elektronika maupun mata pelajaran lain.
c. Manajemen
Operasional Laboratorium
Manajemen
laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium melalui
perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating),
penggunaan dan pengawasan (controlling) terhadap segenap sumber daya laboratorium/bengkel
untuk mencapai tujuan laboratorium/bengkel secara optimal (dengan cara yang
efektif dan efisien). Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang
terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh
adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium
sehari-hari.
Pengelolaan
laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur
organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi
sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri atas para
senior/profesor yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang
bersangkutan.
Untuk
mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen
laboratorium, yaitu:
1)
Tata
ruang
2)
Alat
yang baik dan terkalibrasi
3)
Infrastruktur
4)
Administrasi
laboratorium
5)
Organisasi
laboratorium
6)
Fasilitas
pendanaan
7)
Inventarisasi
dan keamanan
8)
Pengamanan
laboratorium
9)
Disiplin
yang tinggi
10) Keterampilan SDM
11) Peraturan dasar
12) Penanganan masalah umum
13) Jenis-jenis pekerjaan
Semua
perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan
mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan
demikian manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan
pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai
dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya.
d. Rincian
Kegiatan Masing-masing Perangkat
1) Tata
Ruang
Laboratorium
harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang
yang
sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan.
Tata ruang yang baik mempunyai:
a)
pintu
masuk (in)
b)
pintu
keluar (out)
c)
pintu
darurat (emergency-exit)
d)
ruang
persiapan (preparation-room)
e)
ruang
peralatan (equipment-room)
f)
ruang
penangas (fume-hood)
g)
ruang
penyimpanan (storage - room)
h)
ruang
staf (staff-room)
i)
ruang
teknisi (technician-room)
j)
ruang
bekerja (activity-room)
k)
ruang
istirahat/ibadah
l)
ruang
prasarana kebersihan
m) ruang toilet
n)
lemari
praktikan (locker)
o)
lemari
gelas (glass-rack)
p)
lemari
alat-alat optik (opticals-rack)
q)
pintu
jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
Sebelum sebuah laboratoium itu dibangun
harus tahu terlebih dahulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa
laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk
pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang
berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk
penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium
untuk elektronika. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu
laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah
melakukan aktivitasnya
Disamping
bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang
bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium
dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40
orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2
dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum
mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2
untuk setiap mahasiswa
Di
bawah dapat dilihat beberapa lay out laboratoium dari berbagai mata pelajaran,
agar kita dapat membandingkan serta mengetahui perbedaan dari masing-masing
laboratorium.
Pemakai
laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium.
Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang arsitektur
bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor
yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor
tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada
arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak
berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan
terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah
dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila
terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan
laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan
ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau
mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang
persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk
siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk
menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang
penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut,
mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen,
ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf
. Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium
dan kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam
gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan
alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
Ukuran
ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan.
Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100m2,
70 – 80 m2 diguanakan untuk ruang
utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang
akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang
persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan
bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. Contoh tata letak ruangan-ruangan
laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut :
2) Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi
Pengenalan
terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas
laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut.
Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a)
siap
untuk dipakai (ready for use)
b)
bersih
c)
berfungsi
dengan baik
d)
terkalibrasi
Peralatan
yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian
(manualoperation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana
buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium
yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan
dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik. Beberapa
peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu,
berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu
kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu.
Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
Peralatan
laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai
digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua
alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik transparan, terutama
bagi alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya
akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
a) Alat-alat
gelas (Glassware)
Alat-alat
gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering dipakai.
Untukalat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisasi
sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya disimpan pada lemari
khusus.
b) Bahan-bahan
Kimia
Untuk
bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada
ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demikian
juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan,
agar udara/uap yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan
dalam botol berwarna coklat/gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari
dan sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
c) Alat-alat
Optik
Alat-alat
optik seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak
lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur. Jamur ini yang
menyebabkan kerusakan mikroskop. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop harus
ditempatkan dalam kotak yang dilengkapi dengan silica-gel, dan dalam kondisi
yang bersih. Mikroskop harus disimpan di dalam lemari khusus yang kelembabannya
terkendali. Lemari tersebut biasanya diberi lampu pijar 15-20 watt, agar ruang
selalu panas sehingga dapat mengurangi kelembaban udara (dehumidifier-air).
Alat-alat optik lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera,
microphoto-camera, digital camera, juga dapat ditempatkan pada lemari khusus
yang tidak lembab atau dalam alat desiccator.
3) Infrastruktur
Laboratorium
Infrastruktur
laboratorium meliputi :
a) Sarana
Utama
Mencakup
bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan sarana lain,
termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap,
jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar
penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat
penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan dan
instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya
b) Sarana
Pendukung
Mencakup
bahasan tentang ketersediaan enerji listrik, gas, air, alat komunikasi, dan
pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran dsb.
4) Administrasi
Laboratorium
Administrasi
laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di laboratorium,
yang antara lain terdiri atas:
a)
Inventarisasi
peralatan laboratorium
b)
Daftar
kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan (lihat daftar form 1,2,3,4 dst, pada makalah Administrasi
Laboratorium)
c)
Surat
masuk dan surat keluar
d)
Daftar
pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian
e)
Daftar
inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya
f)
Daftar
inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)
g)
Sistem
evaluasi dan pelaporan
Untuk
kelancaran administrasi yang baik, seyogyanya tiap laboratorium memberikan
pelaporan kepada atasannya (misalnya kepada PDII, Ketua Program Studi maupun
Dekan). Evaluasi dan Pelaporan kegiatan masing-masing laboratorium dapat
dilakukan bersama dengan pimpinan Fakultas, setiap semester atau sekali dalam
setahun, tergantung pada kesiapan yang ada agar semua kegiatan laboratorium
dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk perencanaan laboratorium
(misalnya penambahan alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana laboratorium yang
diperlukan, perbaikan sarana dan prasarana yang ada, dsb )
Kegiatan
administrasi ini adalah merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan,
karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala dengan baik dan
teratur.
5) Invetarisasi
dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan
inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:
a)
Semua
kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat- alat ini
diperoleh/dibeli. Misalnya: dari DIP tahun 2004, ADB Project, Pemerintah Jepang
(JICA),Proyek Hibah Kompetisi SP4; A1: A2; A3: dan B.
b)
Keamanan/security
peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus
tetap berada di laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari si
peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala laboratorium.
Perlu
diingat bahwa semua barang dan peralatan laboratorium yang ada adalah milik negara,
jadi tidak boleh ada yang hilang.
Tujuan
yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:
a)
mencegah
kehilangan dan penyalahgunaan
b)
mengurangi
biaya-biaya operasional
c)
meningkatkan
proses pekerjaan dan hasilnya
d)
meningkatkan
kualitas kerja
e)
mengurangi
resiko kehilangan
f)
mencegah
pemakaian yang berlebihan
g)
meningkatkan
kerjasama.
Berikut
ini diberikan beberapa petunjuk umum pengamanan laboratorium, agar setiap laboran/pekerja/asisten
dapat bekerja dengan aman.
a) Prinsip
Umum Pengamanan Laboratorium
1) Tanggung
Jawab
Kepala
Laboratorium, anggota laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab penuh
terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium
seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk juga teknisi
dan laborannya.
2) Kerapihan
Semua
koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti
botolbotol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan
material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan
reagensia bahan kimia yang telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula
seperti sebelum digunakan.
3) Kebersihan
Kebersihan
dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna laboratorium.
4) Konsentrasi
terhadap Pekerjaan
Setiap
pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap pekerjaannya
masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh
meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.
5) Pertolongan
Pertama (First – Aid)
Semua
kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan memberikan
pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera dialiri air
dalam jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap
laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.
6) Pakain
Saat
bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka,
berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lain-lain yang mungkin
dapat tersangkut oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak.
Selain pakaian, rambut harus diikat rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang
bergerak.
7) Berlari
di Laboratorium
Tidak
dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah
koridor untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak
masuk/keluar.
8) Pintu-pintu
Pintu-pintu
harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan
(misalnya: kebakaran).
9) Alat-alat
Alat-alat
seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh
kelantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber
listrik, jika memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk
alat-alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.
b) Penanganan
Alat-alat
1) Alat-alat
ukur
Bekerja
dengan alat-alat ukur harus merhati-hati, karena di dalam alat ukur terdapat
komponen-komponen yang sangat sensitif. Jangan pernah menyimpan alat-alat ukur
dengan cara di tumpuk atau saling tindih antara satu denga yang lain. Lepaskan
baterai (untuk alat dengan catuan baterai) ketika alat ukur akan disimpan dalam
waktu yang lama.
2) Alat-alat
Tangan
Gunakan
alat tangan sebagaimana fungsinya, misalkan jika mau melepas mur atau baut
gunakan obeng dan kunci pas. Kepala baud plus harus dilepas dengan obeng
bermata plus juga, dsb
3) Merawat
alat-alat yang menghasilkan panas
Pekerjaan
yang selring dilakukan dalam sebuah laboratorium elektronika adalah soldering
dan desoldering. Solder, sebagai alat yang menghasilkan panas harus dijaga
dengan baik, persiapkan alat pendukung seperti soldering stand untuk
melektakkan solder, sehingga keselamatan dari teknisi atau siswa yang
menggunakan selalu terjaga
4) Label
Semua
bahan-bahan atau material yang digunakan dalam praktikum elektronika hendaknya
diberi label pada wadahnya masing-masing. Ini bertujuan untuk memudahkan
pengguna untuk mencari bahan yang dibutuhkan. Misalkan pelabelan pada wadah
atau tempat resistor, kapasitor dan lain sebagainya.
5) Penyimpanan
alat
Masing-masing
alat mempunyai ukuran yang berbeda-beda, dalam penyimpanannya secara otomatis
harus dibedakan. Untuk alat berukuran besar harus disimpan di rak bagian bawah
sedangkan alat-alat yang ringan di simpan di rak bagian atas. Dibutuhkan kunci
pengaman pada masing-masing almari, agar semua alat terjaga keamanannya.
6) Kebakaran
Untuk
menanggulangi bahaya kebakaran, perlu diketahui klasifikasi bahan dan alat
pemadam kebakaran yang sesuai. Secara umum bahan yang mudah terbakar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Bahan-bahan yang lain, jika terbakar
sulit untuk diklasifikasikan, karena berubah dari padat menjadi cair atau dari
cair menjadi gas, pada temperatur yang tinggi. Perlu diingat bahwa “jiwa Anda
lebih berharga dari pada peralatan/bangunan yang ada”, sebab itu peralatan
emadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran haruslah tersedia
di laboratorium.
6) Organisasi
Laboratorium
Organisasi
laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan
personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi
organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala
Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga
bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para anggota
laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya
bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk
mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan teknisi yang
memadai.
7) Fasilitas
Pendanaan
Ketersediaan
dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang
cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin
tidak dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a)
SPP
b)
Anggaran
rutin/DIP
c)
Institusi
lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan bidang
lainnya
d)
Dana
dari badan-badan Internasional, misalnya JICA, ADB loan projects, dsb
e)
Dana
Operasional melalui Hibah kompetisi A1; A2; A3 atau B
f)
Dana-dana
lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut
Kegigihan
pimpinan institusi memperjuangkan ketersediaan dana sangatlah penting, namun
yang tidak kalah pentingnya ialah kemampuan untuk mengusahakan dana sendiri,
misalnya: melalui kegiatan penelitian, kegiatan tugas akhir/thesis mahasiswa,
kegiatan layanan masyarakat, dan sebagainya. Jika anggaran rutin tidak ada,
maka kegiatan operasional laboratorium tidak akan tercapai dengan baik.
8) Disiplin
yang Tinggi
Pengelola
laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh pengguna
laboratorium (mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi
kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan
perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium
harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna laboratorium
harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat
dipecahkan/diselesaikan bersama.
9) Keterampilan
Pengelola
laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi.
Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti
pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat
lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf
dosen, baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.
10) Peraturan
Umum
Beberapa
peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium,
dirangkum sebagai berikut:
a)
Dilarang
makan/minum di dalam laboratorium
b)
Dilarang
merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
(1) Kontaminasi melalui tangan
(2) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah
terbakar
(3) Uap/gas beracun, akan terhisap melalui
pernafasan
c)
Dilarang
meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
d)
Jangan
panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
e)Dilarang
mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya. Sebaiknya
tanyakan pada orang yang kompeten.
f)
Diharuskan
menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
g) Dilarang
mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat pipet harus
menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
h) Diharuskan
memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles, terutama sewaktu
menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
i) Beberapa
peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian sinar X, sinar
j) Laser,
alat-alat sinar UV, Atomic Absorption, Flamephoto-meter, Bacteriological Glove
k) Box
with UV light, dan sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan
l)
tersebut
di atas ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium.
11) Penanganan
Masalah Umum
a. Mencampur
za-zat kimia
Jangan
campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera
tanyakan pada orang yang kompeten.
b. Zat-zat
baru atau kurang diketahui
Demi
keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru
atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang
tidak dikehendaki.
c. Membuang
material-material yang berbahaya
Sebelum
membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang mungkin
terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya.
Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air
buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung khusus, jangan
dibuang begitu saja karena air buangan mengandung bahan berbahaya yang
menimbulkan pencemaran. Air buangan harus di”treatment”, antara lain dengan
cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.
d. Tumpahan
Tumpahan
asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau soda abu,
dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel
dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali. Tumpahan minyak, harus
ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang terbuat
dari logam dan ditutup rapat.
Catatan:
Penanganan terhadap lain-lain masalah yang belum diketahui,sebaiknya
berkonsultasi kepada ahlinya, sebelum mengambil tindakan. lngat keselamatan
lebih diutamakan dari yang lainnya.
12) Jenis
Pekerjaan
Berbagai
pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan umum, harus
didiskusikan sebelumnya dengan Kepala Laboratorium. Setelah itu dilanjutkan
dengan cara pelaksanaannya. Pemahaman jenis pekerjaan di laboratorium
diperlukan untuk:
a)
Meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat
laboratorium.
b)
Meningkatkan
efisiensi biaya (operasional cost).
c)
Meningkatkan
efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna maupun pengelola laboratorium
d)
Meningkatkan
kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium dan laboran.
e)
Baik
pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat bekerja sama dengan baik
sebagai satu Team-Work. ”Bekerja dengan satu team, jauh lebih baik dari pada
bekerja secara sendiri/mandiri”
f)
Meningkatkan
pendapatan (income) dari laboratorium yang bersangkutan.
waaa sip banget ini min, makasih sudah share
BalasHapushttps://www.tokopedia.com/codyonline/tang-buka-lcd
The 12 Best Slots Casinos in Atlantic City, NJ from $44
BalasHapusIt was originally 충청북도 출장마사지 the casino's sister in the Bayton, but the site is now open 대전광역 출장안마 at Ocean 제주도 출장샵 Casino. The rooms are huge and the rooms have 서울특별 출장안마 a king 군포 출장마사지